TEMPTATION

Sejak bulan ramadhan ini, jam tidurku berubah.

Biasanya aku tidur pukul 10 malam terus bangun pada pukul 4 pagi. Selanjutnya aku sholat Subuh, olahraga dan berangkat kerja. Itulah rutinitas yang aku kerjakan yang kadang-kadang terasa membosankan juga.

Tapi beberapa malam ini, aku sering terjaga pada jam 2 malam. Mau tidur lagi, sudah nggak bisa.  Alhasil aku jadi melek-merem nggak jelas. Baru ngantuk lagi pada pukul 4 pagi. Edan, kan ini. Ini jelas merubah rutinitasku. Berefek besar pada kinerjaku di kantor.

Alhasil, beberapa rekan kerja complain kog muka dan tubuh aku terlihat lelah. Tidak segar, lucu, seksi dan menggemaskan seperti biasanya?

OMG!

Baru aku tersadar bahwa rekan-rekan kerjaku ini ternyata penuh perhatian padaku, ya!  Bahkan mereka complain saat melihat pantatku yang dari hari ke hari terlihat tepos alias tak gempal berisi bak bokong Kim Kardashian.

Setan alas demit kober!

Emang kalau pantatku sudah montok, kamu mau antre nge-fak pantatku hingga mencapai klimaks? Sontoloyo! But wait –kuremas pantatku sendiri- Ya Tuhan, ternyata mereka memang benar!!!

Pantatku memang sedang tidak mberisi. Tepos opas opos kayak pantat para pecandu onani tunggal. Hahaha … tahu aja, kalau aku sekarang lebih suka onani di malam hari.

Habis, takut kena gerebekan polisi, sih!

*

PUKUL 2 MALAM.

Ada satu pesan dari grindr masuk.

“Hai, mas”

“Hai”

“Boleh kenal?”

“Boleh”

“Stay dimana?”

“Dihatimu …”

“Hahaha … lucu kamu”

“Iya”

“Aku tinggal di kara** Men******”

“Oh dekat. Aku di ke******”

“Lagi apa?”

“Dikamar. kamu lagi apa?”

“Lagi jaga mas”

“IC. Kamu dokter jaga?”

“Iya, mas. Mau kesini tah?”

“Lha. Kamu kan kerja”

“Turun jaga. Nunggu shift berikutnya”

“Emang boleh main kesitu”

“Gakpapa, mas”

Lho-lho lho … apa bener apa yang dikatakannya ini?  Setahuku kalau dokter sedang berjaga, ya jaga saja. Tidak boleh ada acara terima tamu atau ngobrol-ngobrol manjha.

Aku mulai curiga.

Kubuka profilenya di grindr. Anjing, ganteng banget.  Kayak model pria  Thailand yang seksi dan menawan. Aku tak yakin benar kalau itu adalah foto aslinya.  Mana ada sih dokter homo yang berani pasang muka secara frontal begini?

Lagian, apa berani dia menunjukkan kantor prakteknya?  Ini malah disuruh nemui di ruang kerjanya.  Mana ada sih dokter segoblok ini?  kamu waras, dok?

“Gimana, jadi kesini nggak?”

“Hehehe … kamu pasti fake, bukan?”

Lama nggak dibalas.

Aku menutup hapeku.

Tertidur.

Jam 5 pagi, aku terbangun.  Kubaca beberapa pesan di GRINDR. Dari sang dokter gadungan itu.

“Hahaha. Kamu pinter, mas. Aku cuma ngetes kamu. Siapa tahu kamu berangkat”

ANJING BUDUK.

Segatel-gatelnya aku, masih mikirlah kalau harus berangkat jam jam dua dinihari buat nemui lelaki. Berasa kayak gak ada waktu lain saja. Lagian, pukul dua dini hari bukanlah waktu yang pas buat bercinta.

DOKTER KOPLAK!!!