Semua terjadi
begitu saja.
Tiba-tiba saja ada
satu pesan masuk yang ingin berkenalan denganku. Kadang-kadang aku merasa jenuh berinteraksi
sosial dengan pengguna medsos gay. Nggak di Grindr atau di Blued sama saja.
Semua kan maunya seks doang.
Aku tidak
memungkiri itu.
Toh aku juga butuh
seks sebagai pelampiasan atas rasa sepi. Seks buatku saat ini sudah bukan lagi sebagai
pelampiasan seks namun sebagai kebutuhan untuk merasa dicintai dan disayangi.
Aku butuh kehadiran seorang lelaki tempatku berbagi kasih.
“Hai”
“Hai”
Lalu aku mulai
memeriksa profil penyapaku. Seorang pemuda, namanya Adit,23 thn, tb 175 cm, bb 65 kg, berpotongan cepak dengan
pose menghadap sebuah gunung. Instagram boy. Hahaha … aku langsung malas
menanggapinya.
Mana ada sih
cowok-2 di Instagram yang bener?
Yang wajahnya cakep
dan bodynya seksi, pamer body seksi dan wajah tampan ujung-ujungnya cuma jual diri. Nggak semua memang, tapi rata-rata seperti itu.
“Stay dimana mas?”
tanya Adit.
“Di Surabaya. Km
dmn?”
“Aku juga di sby
mas”
“OK”
Trus?
Aku sengaja tidak
membalas pesannya ini. Buat apa? Toh usiaku dan dia juga selisih jauh. Usianya
separuh usiaku.
“Bisa ketemuan, mas?”
“Bisa”
“Kapan?”
“Kamu mau kapan?”
“Nanti malam bisa?”
“Jam berapa?”
“Nanti aku kasih
tahu, mas”
“OK. Makasih. Bye”
“Kog Bye?”
“Kalau gak niat,
nggak usah PHP dong”
“Aku serius kog”
“Hah”
“Bener mas”
“OK. Trus jam
berapa kita ketemuan?”
“Belum tahu”
“Nah itu. Aku malas
sama cowok-2 geje kayak kamu”
“Aku mau ketemu mas”
“Kenapa?”
“Mau aja”
“hah”
Aku keluar dari
aplikasi. Ngeladeni cowok-cowok nggak
jelas seperti ini hanya menghabiskan energi kita saja. Entahlah, mungkin aku
yang tak sabaran. Tapi aku memang punya prinsip tak mau terlalu serius
menghadapi pria-pria di sosmed gay. Dalam hidup kita harus punya prinsip,
bukan?
Lalu aku sibuk
dengan kegiatanku hari ini.
Liburan panjang
kali ini aku memang tak kemana-mana. Jalanan pasti macet. Itu yang bikin malas.
Mending aku menghabiskan waktu liburan panjang ini untuk bebersih di rumah
saja. Atau malas-malasan di kamar tidurku, sambil merapikan koleksi DVDku yang
sudah lama tak pernah kutata lagi.
But … hey …
gaydarku berbunyi kencang. Tiba-tiba saja aku ingin mengaktifkan lagi sosmed
gayku. Aku penasaran dengan sosok Adit, yang sepertinya memang ingin menemuiku.
Haregene, siapa sih yang mau menemui lelaki gay tua ?
Bisa jadi dia adala
lelaki spesial yang akan mengisi hari-hariku yang sepi ini.
Who knows?
Dan dugaanku
ternyata benar!
Adit masih
mengirimiku beberapa pesan.
“Mas, minta WA km”
“Mas aku serius mau
ketemu kamu”
“Mas”
“Hai”
Ya Allah, aku
terharu. Aditkah jawaban atas doa-doaku
selama ini agar ENGKAU mengirimkan seseorang yang sanggup mengobati luka
hatiku. Aditkah lelaki yang sanggup
membuatku bergairah lagi?
SEMOGA.
***
bersambung …