Translate

Sabtu, 07 Juli 2018

GAGAL KENCAN






Akhir-akhir ini aku semakin selektif memilih teman kencan. Bukannya merasa sok syantik, tapi aku harus berhati-hati dengan pria-pria gay sekarang.

Banyak yang niatnya nggak baik.

Mau cari yang baik hati, tidak sombong dan rajin menabung? Hahaha itu sama seperti mencari sebuah jarum di dalam tumpukan jerami. Nggak bakal ada lelaki (gay) yang seperti itu.

Kemarin ada satu pesan dari Hornet,”Mas ada nomor WA nggak? Buat kita ngobrol dan lanjut disana. Di aplikasi ini sering error gak bisa digunakan. Aku bersedia dan mau menerima kamu apa adanya, Mas. Gimana enaknya kita berdua ini?”

Haaaa ... gombal banget, kan!

Aku teliti profil pengirimnya. Dari seorang lelaki dewasa, mungkin usianya sekitar 40 atau 50 tahun. Seusiaku, namun penampilannya jauh lebih dewasa. Lengkap dengan kumis tebalnya. Alamak!

Aku menghargai ungkapan rasa cintanya itu, tapi mohon maaf sekali, aku tak bisa menerima tawarannya itu.  Aku hanya suka dengan pria-pria muda.

“Mohon maaf, mas. Sampean bukan type saya. Saya cuma suka dan ‘bisa’ dengan cowok-cowok muda. Maaf ya”

Begitu pesan yang kubalaskan padanya. Mungkin terdengar kasar, tapi aku tak mau dia terus berharap. Dia harus tahu, bahwa aku tidak sanggup memenuhi harapannya itu. Lagian, masak iya hanya dengan melihat foto badanku tanpa wajah dia bisa langsung jatuh cinta? Fak banget, kan!

*

Tentang Donny yang kemarin sempat chat-chat gombal, nyatanya aku merasa ada sesuatu yang buatku malas untuk bertemu dan menjalin hubungan dengannya.

Aku tak tahu apa yang membuatku malas untuk bertemu dengannya, tapi aku ini sangat mempercayai intuisiku, bahwa dia tak layak bertemu denganku. Atau bisa jadi aku yang tak layak untuk bertemu dengannya.

Jadi rencana pertemuan itu aku cancel dengan alasan yang absurd, ada acara keluarga.

Semoga Donny mengerti itu, dan segera menemukan lelaki (gay) lain yang lebih baik dariku.

**

Sementara itu, aku juga sedang ‘terhubung’  dengan lelaki muda, ANDY, 27 tahun, 170, 65, Malang.

Secara profil, wajah dan cara dia berkomunikasi, sangat sesuai dengan seleraku. Aku memang suka lelaki muda yang selain manis, juga harus punya wawasan luas. Lelaki seperti ini nggak bakal membosankan sebagai seorang teman.

TETAPI ...

“Boleh aku minta tolong, mas?”


“APA?”


“Kuotaku hampir habis, mas. Tolong isikan, mas, Biar kita bisa berkomunikasi lewat WA terus”

“Hmm. Gajimu udah habis?”

“Aku kan nggak kerja, mas”


CASE CLOSED.


Aku bukan pria yang pelit.  Tapi aku paling tidak suka dengan lelaki yang peminta-minta seperti ini.  Apalagi kami ini baru saja berkenalan. Baru saja kenal by chat, sudah berani meminta-minta seperti ini?


Aku tak akan memperpanjang hubungan ini. Bahkan untuk bertemu saja aku sudah malas. Nanti kalau sudah jadi pacar, dia bakal jadi parasit dalam hidupku. Aku tak suka konsep yang seperti ini.

Good Bye.


Kamis, 05 Juli 2018

NEW DATING





“Pagi mas. Apa kabar?”

Ada pesan masuk di WA-ku. Namanya tidak ada di dalam list kontakku. Kuamati foto profilnya, tapi aku sama sekali tak bisa mengingatnya.

“Baik. Kamu gimana?”
“Alhamdulillah, aku jg baik mas. Lagi apa?”

“Lagi di kantor. Maaf, kamu siapa ya? Aku lupaaaaa”

“Ow udah dikantor. Aku Donni, mas. Yang dulu kerja di Bali”

Donny … donny yang mana?  Ada beberapa nama Donny dalam hidupku. Donny pertama adalah teman kencanku, 18 tahun, yang sudah lama sekali putus kontak. Donny kedua adalah seorang polisi yang pernah menjalin hubungan denganku. Tapi dua-duanya tidak berwajah seperti ini.

“Maaf, kita belum prnah ketemu, kan?” tanyaku untuk meyakinkanku saja.

“Belum pernah mas. Kita cuma pernah chat saja”

O-O-O.

Aku ingat.  Beberapa waktu yang lalu, aku pernah chat dengan Donny ini. Kami pernah mau ketemuan, tapi entahlah, waktunya tahu-tahu sudah habis. Kami tak pernah bertemu.  Chatting juga tidak pernah kami lakukan lagi.

“Kapan-kapan ketemuan, ya …” ajakku.
“Iya. mas. Kapan bisanya?”

“Nanti kita atur”
“OK, mas. Pulang kerja jam berapa, mas?”

“Jam 5 atau 6 sore”
“Sama dong”

“Kirim fotomu tanpa topi , dong”

SST, aku paling tidak suka dikirimi foto lelaki yang menggunaka topi dan kaca mata hitam. Itu sangat fake, menurutku. Seperti ada sesuatu yang disembunyikannya. Rambut dan matanya.

Ting Ting Ting … Donny mengirim satu foto.  Kali ini foto Donny tanpa topi dan kaca mata. I really-really love his smile. Sangat tulus dan menawan hati. Bibirnya juga terlihat seksi. Kissable.

Alamak.

“Kamu ganteng”
“Jelek kan mas”

“Cakep, kog”
“Hehehe. makasih mas”

“Iya, sayang”

#CIE … CIE…CIE …LANGSUNG SAYANG NIH CERITANYA

“Umurmu berapa sekarang?”
“27”

“Muda. Aku sukaaaa”
“Iya tha?”

“YES BGT”

“Ya udah. kalau suka, nanti ketemuan ya …” pesan Donny.
“Sabtu atau Minggu saja. Aku libur”

“Gitu ya”
“Iya. Jadi enak. Nggak buru-buru”

“Emang mau ngapain kita, mas?”
“Apa sajalah, yang penting enak dikamu dan di aku”

“Hmm … jadi makin penasaran sama mas nih”
“Sini, aku cium”

“Haaaa …”
“Kenapa? Nggak mau?”

“Mau banget mas”
“Tapi baju dan celanamu dilepas juga ya”

“Lah … telanjang dong”
“Iya. Pelukan sambil telanjang kan enak”

“Wah wah wah … expert nih”
“Iyalah. Kan gue senior kamu”

“Duh mau sekarang mas”
“Dih. Aku kerja, donny sayang”

“Bener mas sayang aku”
“iya sayang”

“Suer?”
“Suer”

“Makasih mas …”
“You’re welcome, darling. Aku kerja dulu ya …”

“Iya mas. SEMANGAT”
“SEMANGAT 69”

HAHAHA.

Selasa, 03 Juli 2018

APLIKASI GAY





Aplikasi Blued sudah aku tinggalkan.  Sepertinya penggunanya terlalu banyak cowok muda. You know, cowok muda itu kadang-kadang masih banyak yang drama. Maunya ini itu, padahal kemampuan tak ada. Payah. Belum lagi yang manja-manja jancukan. Hah … melelahkan.

Oh ya, aplikasi ini juga menghabiskan kuota terkait dengan video streamingnya itu. Aku malas kalau cuma mau lihat video cowok coli.  Mending cari cowok langsung, dan diajakin coli bareng. Itu lebih nyata, bukan?

Saat ini aku menggunakan aplikasi Hornet.  Menurutku, penggunanya nggak terlalu banyak yang drama. Kalau dari segi usia, aku filter saja antara 25 s.d. 35 tahun. Di atas itu, sepertinya sudah bukan seleraku lagi.

Beberapa kali, pengguna yang berusia up 40 menghubungi aku, mengajakku berkencan. Alamak, aku tidak bisa. Sumpah tidak bisa. Ini terkait dengan seleraku yang hanya suka dengan lelaki-lelaki muda.

Pernah aku mencoba menemui pria berumur 40 tahun. Dia sudah matang, berwajah manis, bertubuh seksi dan berotak pintar. Sungguh kriteria pria idaman gay. Sayang sungguh sayang, libidoku tidak naik sama sekali.  Waktu di ranjang, penisku sama sekali tak bisa on.

Sampai aku berpikir, jangan-jangan aku sudah impoten!

Tapi pikiran buruk itu terbantahkan ketika aku bertemu dan berkencan dengan lelaki muda, 25 tahunan, bertubuh gempal dan berwajah manis. Penisku langsung on, tanpa harus dirangsang terlebih dahulu.

Horaiii … I’m not impotent man!!!

So, I’m very sorry buat para lelaki up 40. Bukannya  aku menghina kalian, tapi seleraku memang yang muda-muda. Jangan berkecil hati, masih banyak kog lelaki yang mau sama kalian.
Di instagram, pernah ada yang menuliskan begini,”Sekarang masih muda, banyak yang mau. Coba nanti kalau sudah 40. Siapa yang mau sama kamu?”

Waduh, ini tulisan bodoh dan tak beralasan sama sekali.

Karena setiap orang punya kriteria masing-masing. Jujur saja, meski usiaku sudah 40 up, masih banyak tawaran-tawaran kencan yang berdatangan. Bahkan ada yang masih berusia 12 tahun, mengajak aku bercinta.

Anjeeeenngg … apa spermamu sudah terbentuk, tole?
Jangan-jangan, aku nanti hanya kau kencingi saja! Pesing, dong!
Lagian, bercinta dengan yang dibawah 18 tahun itukan melanggar hukum.
Aku tak mau melanggar hukum hanya gara-gara melampiaskan hasrat seksual.

PATAYA NOW





Dulu, begitu mudah untuk melampiaskan hasrat seksual.

Kalau lagi butuh, aku pergi ke Pataya, tebar-tebar pesona dikit, cari yang cocok, langsung deh ML di tempat. Bukan full ML sih, mungkin hanya isep-2an atau peluk-pelukan sambil saling merangsang sampai mencapai klimaks.

Kalau sekarang, aku sudah malas cari-cari cowok di Pataya. Malu sama umur. Masak udah tubang bau tanah, masih juga  ngeber di jalanan. Sekarang, aku mencari lelaki hanya lewat aplikasi saja.

Lgian, Pataya sekarang sudah terang benderang. Beberapa sudut taman yang dulu remang-remang sekarang menjadi terang benderang. Jadi agak susah buat melakukan hal-hal terlarang di tempat itu.

Beberapa teman juga bilang sering ada razia dari Pol PP Kota Surabaya. Ada beberapa teman PLU yang sempat kena razia. Tapi itu karena mereka tidak membawa identitas sama sekali. Kalau aku mah lengkap. Mau KTP, KTA, KTR, KTB ada semua.

Jadi selama berkiprah disitu, aku hampir tidak pernah kena razia.

Pernah sih, pas lagi mangkal ada mobil patroli lewat lengkap dengan beberapa aparat Pol PP. Hah!  Aku langsung bersikap lekong, jaga sikap dan jaga badan. Waktu mereka nanya kenapa aku ada di tempat ini, aku jawab saja mau jemput kakak yang kerja di karaoke di seberang sunga Pataya.

Hah.

Dan untungnya mereka percaya dengan apa yang aku ucapkan. Padahal aku bohong. Lagian kalau mau nangkep aku, apa kesalahan aku? Nggak ada dasar penangkapan. Kalau soal tangkap menangkap, aku mah udah jago Pak.

-note, 04 Juli 2018 –