Akhir-akhir ini aku semakin selektif
memilih teman kencan. Bukannya merasa sok syantik, tapi aku harus berhati-hati
dengan pria-pria gay sekarang.
Banyak yang niatnya nggak baik.
Mau cari yang baik hati, tidak sombong dan
rajin menabung? Hahaha itu sama seperti mencari sebuah jarum di dalam tumpukan
jerami. Nggak bakal ada lelaki (gay) yang seperti itu.
Kemarin ada satu pesan dari Hornet,”Mas ada
nomor WA nggak? Buat kita ngobrol dan lanjut disana. Di aplikasi ini sering
error gak bisa digunakan. Aku bersedia dan mau menerima kamu apa adanya, Mas.
Gimana enaknya kita berdua ini?”
Haaaa ... gombal banget, kan!
Aku teliti profil pengirimnya. Dari seorang
lelaki dewasa, mungkin usianya sekitar 40 atau 50 tahun. Seusiaku, namun
penampilannya jauh lebih dewasa. Lengkap dengan kumis tebalnya. Alamak!
Aku menghargai ungkapan rasa cintanya itu,
tapi mohon maaf sekali, aku tak bisa menerima tawarannya itu. Aku hanya suka dengan pria-pria muda.
“Mohon maaf, mas. Sampean bukan type saya.
Saya cuma suka dan ‘bisa’ dengan cowok-cowok muda. Maaf ya”
Begitu pesan yang kubalaskan padanya.
Mungkin terdengar kasar, tapi aku tak mau dia terus berharap. Dia harus tahu,
bahwa aku tidak sanggup memenuhi harapannya itu. Lagian, masak iya hanya dengan
melihat foto badanku tanpa wajah dia bisa langsung jatuh cinta? Fak banget,
kan!
*
Tentang Donny yang kemarin sempat chat-chat
gombal, nyatanya aku merasa ada sesuatu yang buatku malas untuk bertemu dan
menjalin hubungan dengannya.
Aku tak tahu apa yang membuatku malas untuk
bertemu dengannya, tapi aku ini sangat mempercayai intuisiku, bahwa dia tak
layak bertemu denganku. Atau bisa jadi aku yang tak layak untuk bertemu
dengannya.
Jadi rencana pertemuan itu aku cancel
dengan alasan yang absurd, ada acara keluarga.
Semoga Donny mengerti itu, dan segera
menemukan lelaki (gay) lain yang lebih baik dariku.
**
Sementara itu, aku juga sedang ‘terhubung’ dengan lelaki muda, ANDY, 27 tahun, 170, 65, Malang.
Secara profil, wajah dan cara dia
berkomunikasi, sangat sesuai dengan seleraku. Aku memang suka lelaki muda yang
selain manis, juga harus punya wawasan luas. Lelaki seperti ini nggak bakal
membosankan sebagai seorang teman.
TETAPI ...
“Boleh aku minta tolong, mas?”
“APA?”
“Kuotaku hampir habis, mas. Tolong isikan,
mas, Biar kita bisa berkomunikasi lewat WA terus”
“Hmm. Gajimu udah habis?”
“Aku kan nggak kerja, mas”
CASE CLOSED.
Aku bukan pria yang pelit. Tapi aku paling tidak suka dengan lelaki yang
peminta-minta seperti ini. Apalagi kami
ini baru saja berkenalan. Baru saja kenal by chat, sudah berani meminta-minta
seperti ini?
Aku tak akan memperpanjang hubungan ini.
Bahkan untuk bertemu saja aku sudah malas. Nanti kalau sudah jadi pacar, dia
bakal jadi parasit dalam hidupku. Aku tak suka konsep yang seperti ini.
Good Bye.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar