JATUH CINTA?
Sepertinya sudah
lama sekali aku tidak merasakan rasa itu. Rasa debar-debar jantung di dada saat
berdekatan dengannya, rasa ingin memilkinya sepenuh jiwa dan keinginan untuk selalu
bersamanya. Itu bagian dari rasa jatuh cinta yang dulu pernah kurasakan.
Tapi siang ini
sungguh kualami lagi rasa itu.
Siang ini aku
menghadiri pernikahan teman semasa kecilku.
Mbak Yat, begitu aku biasa memanggilnya, menikahkan putri pertamanya.
Dan tatapan mataku tiba-tiba saja tertuju pada sesosok lelaki yang sedang bermain dengan hapenya di sudut ruangan. Entahlah dengan siapa dia sedang berkomunikasi. Yang jelas, aku melihat sosoknya benar-benar atraktif.
Dari jarak sekitar
2 meteran, aku bisa melihat sosoknya dengan jelas. Rambutnya yang hitam dan tebal dipotong cepak.
Tubuhnya gempal dan segar, meski terlihat bukanlah produk gym. Pantatnya
sungguh berisi padat. Tinggi badannya semampai,
sekitar 170 sentimeteran. What a sexy man!
Aku segera mencari
cara untuk berkenalan dengannya. Gila … baru kali ini aku merasa benar-benar
menginginkan seorang pria. Kuberanikan
diri untuk segera menghampirinya, menyalami dan berkenalan dengannya.
Alhamdulillah, dia menyambut ajakan perkenalanku dengan baik.
Aku bertanya dia
keluarga dari siapa? Di menjawab, dia hanya teman dari salah satu keluarga
mempelai WANITA. Ouh. Meski tebakanku tak tepat, nyatanya usahaku untuk
berkenala dengannya berhasil.
Berikutnya kami seperti sudah akrab. Saling berbincang tentang ini dan itu. Kami seperti sahabat lama yang terpisahkan oleh waktu. Tak jarang dia menyentuh pundakku saat berbincang. Sesekali aku juga berbisik di telinganya, karena suara speaker tepat ada di belakang kami.
Berikutnya kami seperti sudah akrab. Saling berbincang tentang ini dan itu. Kami seperti sahabat lama yang terpisahkan oleh waktu. Tak jarang dia menyentuh pundakku saat berbincang. Sesekali aku juga berbisik di telinganya, karena suara speaker tepat ada di belakang kami.
Dan tiba-tiba saja aku merasakan nyaman yang luar biasa saat berada di dekatnya. Sumpah, andai diizinkan, aku ingin menikahinya. Aku ingin hidup bersamanya. Selamanya.
Ya Tuhan, kenapa aku KAU pertemukan dengan lelaki yang begitu charming seperti ini?
Ya Tuhan, kenapa aku KAU pertemukan dengan lelaki yang begitu charming seperti ini?
Ada sedikit rasa kecewa
ketika dia bilang sudah menikah dan punya 1 anak. Tapi mau bagaimana lagi? Lelaki seusianya memang sudah selayaknya
untuk membina rumah tangga yang sakinah mawadah dan warahmah sesuia tuntunan
agama.
Kami duduk
bersebelahn diantara sekian banyak tamu undangan. Dan … Oh Tuhan, dia
benar-benar lelaki yang aku inginkan. Wajahnya, matanya, tubuhnya dan sikapnya
aku suka semua. Sumpah, ini bukan nafsu. Ini rasa cinta. Amu mendadak terpanah
asmara olehnya. Tapi aku harus tahu diri, aku tak boleh lupa diri.
Hubungan ini tidak
boleh diteruskan.
Ini hubungan
terlarang. Dan aku tak mau mencampuradukkan kisah hidupnya yang sudah sempurna
dengan coretan kisah kelam yang akan kutorehkan jika kami menjalin hubungan
terlarang ini. Aku ingin dia berbahagia dengan keluarga kecilnya.
Biarlah kupendam sendiri
rasa cintaku ini.