Translate

Senin, 20 Agustus 2018

JATUH CINTA (LAGI)





JATUH CINTA?

Sepertinya sudah lama sekali aku tidak merasakan rasa itu. Rasa debar-debar jantung di dada saat berdekatan dengannya, rasa ingin memilkinya sepenuh jiwa dan keinginan untuk selalu bersamanya. Itu bagian dari rasa jatuh cinta yang dulu pernah kurasakan.

Tapi siang ini sungguh kualami lagi rasa itu.

Siang ini aku menghadiri pernikahan teman semasa kecilku.  Mbak Yat, begitu aku biasa memanggilnya, menikahkan putri pertamanya.

Dan tatapan mataku tiba-tiba saja tertuju pada sesosok lelaki yang sedang bermain dengan hapenya di sudut ruangan.  Entahlah dengan siapa dia sedang berkomunikasi. Yang jelas, aku melihat sosoknya benar-benar atraktif.

Dari jarak sekitar 2 meteran, aku bisa melihat sosoknya dengan jelas.  Rambutnya yang hitam dan tebal dipotong cepak. Tubuhnya gempal dan segar, meski terlihat bukanlah produk gym. Pantatnya sungguh berisi padat.  Tinggi badannya semampai, sekitar 170 sentimeteran. What a sexy man!

Aku segera mencari cara untuk berkenalan dengannya. Gila … baru kali ini aku merasa benar-benar menginginkan seorang pria.  Kuberanikan diri untuk segera menghampirinya, menyalami dan berkenalan dengannya. Alhamdulillah, dia menyambut ajakan perkenalanku dengan baik.

Aku bertanya dia keluarga dari siapa? Di menjawab, dia hanya teman dari salah satu keluarga mempelai WANITA. Ouh. Meski tebakanku tak tepat, nyatanya usahaku untuk berkenala dengannya berhasil. 

Berikutnya kami seperti sudah akrab. Saling berbincang tentang ini dan  itu. Kami seperti sahabat lama yang terpisahkan oleh waktu. Tak jarang dia menyentuh pundakku saat berbincang. Sesekali aku juga berbisik di telinganya, karena suara speaker tepat ada di belakang kami.



Dan tiba-tiba saja aku merasakan nyaman yang luar biasa saat berada di dekatnya.  Sumpah, andai diizinkan, aku ingin menikahinya. Aku ingin hidup bersamanya. Selamanya.


Ya Tuhan, kenapa aku KAU pertemukan dengan lelaki yang begitu charming seperti ini?


Ada sedikit rasa kecewa ketika dia bilang sudah menikah dan punya 1 anak. Tapi mau bagaimana lagi?  Lelaki seusianya memang sudah selayaknya untuk membina rumah tangga yang sakinah mawadah dan warahmah sesuia tuntunan agama.

Kami duduk bersebelahn diantara sekian banyak tamu undangan. Dan … Oh Tuhan, dia benar-benar lelaki yang aku inginkan. Wajahnya, matanya, tubuhnya dan sikapnya aku suka semua. Sumpah, ini bukan nafsu. Ini rasa cinta. Amu mendadak terpanah asmara olehnya. Tapi aku harus tahu diri, aku tak boleh lupa diri.

Hubungan ini tidak boleh diteruskan.

Ini hubungan terlarang. Dan aku tak mau mencampuradukkan kisah hidupnya yang sudah sempurna dengan coretan kisah kelam yang akan kutorehkan jika kami menjalin hubungan terlarang ini. Aku ingin dia berbahagia dengan keluarga kecilnya.

Biarlah kupendam sendiri rasa cintaku ini.