Aku masih bersekutu dengan Grindr.
Apapun penilaian
orang tentang aplikasi ini, yang najislah, yang buruklah, yang gak kekinianlah,
nyatanya aplikasi ini masih teramat sangat kubutuhkan. Jadi aku masih harus
banyak berucap terimakasih pada Grindr.
Thanks, Grindr.
“Halo” sapa salah
satu member grindr.
“Hai”
“Boleh kenal kenal,
mas?”
“Boleh”
“Tinggal dimana?”
“Di sby timur”
“Kog dekat ya?”
“Kamu dimana?”
“Di kertajaya”
“Dekatlah. paling
10 menit ke tempatku”
“Boleh main ke tempat
mas?”
Hoo ... wait a
minute.
Aku bukannya
sombong. Aku ini pribadi yang terbuka pada semua orang. Catat itu. Tapi tidak
semua orang boleh berkunjung ke rumahku. Ada privacy yang aku terapkan dalam
berteman. Utamanya berteman dengan pria-pria gay. Aku sangat selektif.
Tak boleh sembarang
pria (gay) boleh berkunjung ke rumahku.
Tapi, aku coba
periksa dulu identitas pria ini. Namanya Shan. Usianya 27 tahun. Tingginya
sekitar 175 cm. Beratnya ideal. Bodynya atletis dengan empat gurat pack di
perutnya. Wajahnya – well model oriented. Not bad. Almost perfect.
“Gimana mas? Boleh
mampir apa nggak?”
“BOLEH. Diatas jam 7 malam, ya!”
“SIP. Pulang
nge-gym nanti aku mampir”
“OK”
Tuh kan, aku selalu
lemah ketika berhubungan dengan pria muda, tampan, bertubuh seksi dan berbibir
seksi. Ya Tuhan ... sampai kapan kelemahan diri ini bisa kuatasi? Aku memang makhluk lemah.
**
Jam 7 malam aku
sudah ada di rumah. Aku sengaja pulang lebih awal dari kantor untuk
persiapan menemui Shan. Aku ingin tampil sempurna dihadapannya. Bagaimanapun juga, dia pasti berharap
mendapat yang terbaik.
Lah, kayak mau
ketemu Presiden saja ya!!!
“Aku sudah di depan
rumahmu, mas. Kamu keluar ya?” pesan dari Shan.
Aku keluar dan
membukakan pagar. Shan nampak berdiri
tegak. Langsung dituntunnya motor
lelakinya ke samping halaman rumahku.
Kupersilakan duduk dulu di kursi halamanku.
“Jonas”
“Shan”
“Kamu cakep”
“Ah mas bisa aja”
“Beneran, kog”
“Makasih mas”
Hahaha.
Hidung Shan pasti langsung
mekrok dapet pujian seperti itu. Siapa sih yang nggak seneng kalau dipuji
cakep? Tapi aku memang memujinya
jujur. Dia memang cakep. Sesuai dengan foto di profil grindrnya.
“Mau minum apa?”
tanyaku pada Shan.
“Apa aja mas”
“Kopi?”
“Boleh”
“Pake sianida
nggak?” godaku.
Shan cuma ketawa
tipis memamerkan lesung pipitnya. Anjing, kalau senyum begitu, mukanya malah
mirip Afgan, penyanyi idolaku.
Afgan-afgan-afgan.
Oh no!
Secara suara dia memang idolaku. Tapi tidak secara sexual. He is not my
type. Dia itu typenya Rosa, janda beranak satu itu, bukan?
**
“Kamu sendiri di
sini, mas?”
“Enggak. Kan sama
kamu”
HAH.
“Udah punya BF,
mas?”
“Ya, siapa yang mau
juga. Udah tua, Shan”
“Aku mau”
“Hahaha, becanda
kamu”
“SERIUS”
“Oh ya?”
Suasana mendadak hening. Kami seperti sedang terbawa oleh pikiran kami
masing-masing. Sama-sama saling
menerawang pikiran kami masing-masing.
Seolah tersadar dengan apa yang baru saja kami bicarakan.
Bicara apa kami barusan?
Tentang hubungan?
Hah. Emang ada hubungan yang bisa dirajuk lewat grindr? Apa ada cinta yang bisa
dijalin diantara member grindr?
Fuck.
Sampah.
Nafsu setan.
“Sorry, mas”
“Gak papa, Shan”
“Aku lagi suntuk,
mas”
“Kenapa? Putus sama
BF-mu”
“Nggak. Masalah
Rumah Tangga, mas”
UPS.
Pantas aku mencium
sesuatu yang tak beres pada Shan.
Seperti ada sebuah beban yang menghimpit kepalanya. Dia yang punya modal asli tampan, gagah dan
seksi seperti kehilangan auranya. Dia
terlihat kusam, loyo dan letih.
Sayang sekali.
“Kamu mau mandi
dulu?” tawarku pada Shan.
“Boleh numpang
mandi?”
“Boleh. Numpang
tidur juga boleh”
“Hahaha. Iya, aku
mau mandi aja mas”
“OK”
Aku bergegas
menyiapkan handuk. Kuantar Shan ke depan
kamar mandi. Kubawa tasnya masuk ke dalam kamarku.
Sementara Shan
mandi, aku mencoba membuka profil Shan di grindr. Kemarin aku hanya melihat fotonya saja. Tak
kuperhatikan detail pribadinya. Aku
merasa ragu-ragu dengan kepribadiannya ini.
Ada sedikit rasa
was-was.
Tapi mau bagaimana
lagi? Semua sudah terjadi. Aku sudah
mempersilakan dia masuk ke dalam kamarku. Aku sudah menyuruhnya mandi. bahkan
aku menawarinya tidur di kamarku.
Damned.
***
Dan aku terperanjat
sekaligus shock saat kubaca dengan teliti profil Shan.
BOOKING BY WA.
GRINDR ERROR.
ANJING! Betapa cerobohnya diriku. Jadi Shan ini profesinya ES CROT eh ESCORT.
How come I invited him into my house? Harusnya kami janji bertemu di
hotel-hotel short time saja. Sekali booking, crot, bayar trus saling lupakan. Itu lebih aman, bukan?
-bersambung-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar