Sore ini aku
sengaja pulang dari kantor lebih awal
dari biasanya.
Ada pawai ogoh-ogoh
di tempatku. Dari tahun ke tahun, aku tak pernah absen mengikuti pawai yang dilaksanakan sebelum perayaan hari raya
Nyepi bagi Umat Hindu.
Seperti biasa,
acara pawai adalah mengarak patung-patung berukuran raksasa dengan bentuk
macam-macam makluk sebagai perwujudan
keangkara murkaan manusia, nafsu jahat serta ambisi-ambisi manusia yang jahat. Usai diarak, patung-patung itu akan dibakar
hingga habis.
Tahun ini, aku
berharap bertemu Bli Dewa, lelaki yang pernah ada dalam hatiku. Sejujurnya aku
masih mencintainya. Tapi aku harus
mengikhlaskannya pergi dari pelukanku. Dia dia sudah berkeluarga dan harus fokus pada
kariernya.
Aku tak ingin
mengganggunya lagi.
Dan berbaur dengan
masyarakat Bali pada acara pawai ogoh-ogoh ini seolah mengingatkanku saat
berada dalam dekapan mesra Bli Dewa.
Aroma dupa, bunga, menyan seperti parfum khas Bali yang sering
dipakainya.
Bli Dewa, aku
kangen kamu.
I Cry.
Tapi aku cukup
terhibur saat melihat cowok-cowok Bali yang terlihat penuh semangat
melaksanakan pawai ini. Melihat senyum sumringah, keceriaan dan wajah mereka
yang tampan membuatku mampu melupakan bli Dewa.
Sang Hyang Widhi
Wasa, beri saya satu pemuda Bali.
Saya janji akan
mencintainya seperti saya mencintai Bli Dewa. Saya tak akan menyia-nyiakannya
seperti yang pernah saya lakukan pada Bli
Dewa. Sumpah, saya akan mencintai dan
menyayanginya sepenuh hati.
Svaha.
Tatapan matanya penuh gelora
Senyumnya manisnya maut boss ...
Polisi dari AL ini cakep juga, kan?
Ogoh-2 Tampan ini sayang kalau dibakar.
Eh, ada bule cakep juga datang menyaksikan Pawai Ogoh-2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar